Sentralinfo.com, Jambi – Kabupaten Merangin hari ini dihadapkan pada kenyataan pahit: maraknya aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang merusak lingkungan, meracuni sungai, dan mengorbankan masa depan generasi.

Ironisnya, semua ini terjadi di bawah slogan manis “Merangin Baru” yang seharusnya mencerminkan perubahan, kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat.

Namun, apa arti Merangin Baru bila wajah daerah justru dikotori lumpur PETI? Apa makna pembangunan bila hutan digunduli, sungai dipenuhi merkuri, dan lahan pertanian rakyat hancur tak berbekas? Slogan itu akhirnya tak lebih dari sekadar jargon kosong, karena di lapangan rakyat hanya melihat pembiaran, bahkan seolah ada pembenaran terhadap aktivitas ilegal yang jelas-jelas merusak tatanan hukum dan lingkungan.

PETI bukan hanya kejahatan lingkungan, tetapi juga kejahatan sosial. Ia merampas hak rakyat atas air bersih, menggerogoti sumber penghidupan petani dan nelayan sungai, serta menyisakan kerusakan ekologis yang akan diwariskan pada anak cucu. Jika pemerintah daerah membiarkan fenomena ini, maka sejatinya mereka sedang menutup mata atas penderitaan rakyat, dan sekaligus mencederai janji Merangin Baru yang seharusnya membawa harapan, bukan kehancuran.

Sudah saatnya bupati merangin berhenti bersembunyi di balik retorika. Jangan jadikan Merangin Baru hanya etalase politik yang rapuh, sementara kenyataannya di lapangan Merangin sedang menuju kehancuran ekologis akibat PETI. Jika komitmen dan keberanian tidak ditunjukkan oleh bupati Merangin, maka sejarah akan mencatat bahwa pemerintah hari ini gagal mewariskan Merangin yang layak disebut baru. Yang ada hanyalah Merangin yang semakin rusak, tercemar, dan hancur oleh keserakahan yang dibiarkan tumbuh subur

Kita semua menanti apa yang disebut Merangin baru, apakah ini hanya slogan indah yang diucapkan ketika masa kampanye saja.

(Oleh : Khairon Fauzi, S. Kok. i)