Sentralinfo.com, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan akan rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke bank-bank milik negara (BUMN). Langkah ini disebut sebagai upaya untuk memastikan penyaluran dana perbankan benar-benar mendukung sektor produktif dan tidak digunakan untuk aktivitas yang bisa melemahkan stabilitas ekonomi, seperti pembelian valuta asing.
Rencana sidak tersebut disampaikan Purbaya usai melakukan kunjungan mendadak ke kantor pusat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada akhir pekan lalu. Saat itu, ia datang ketika jajaran direksi sedang menggelar rapat internal. “Saya muter-muter secara acak biar mereka kapok,” ujar Purbaya menegaskan sikap tegasnya.
Menurut Purbaya, bank-bank pelat merah memiliki tanggung jawab besar dalam menopang perekonomian nasional. Karena itu, ia menekankan agar dana yang ada tidak diparkir di instrumen dolar, melainkan diarahkan untuk pembiayaan sektor riil, termasuk kredit usaha. “Jangan sampai dana besar ini justru menekan rupiah, harusnya dipakai untuk mendorong pertumbuhan,” katanya.
Sidak mendadak yang dilakukan Menteri Keuangan ini juga menyoroti isu suku bunga deposito dolar yang sempat ditawarkan sejumlah bank BUMN. Isu tersebut memicu kekhawatiran arus modal keluar dan pelemahan nilai tukar. Dengan pengawasan langsung, pemerintah berharap dapat memastikan kebijakan bank selaras dengan kepentingan makro ekonomi.
Sejumlah pengamat perbankan menilai sidak semacam ini dapat memberi sinyal kuat kepada bank agar lebih disiplin dalam menjalankan fungsi intermediasi. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa selain inspeksi, koordinasi dengan otoritas moneter dan penerapan kebijakan mikroprudensial tetap diperlukan agar stabilitas pasar tetap terjaga.
Hingga kini, pihak bank BUMN yang menjadi target sidak masih belum memberikan tanggapan resmi. Namun, langkah Purbaya diperkirakan akan berlanjut ke sejumlah bank pelat merah lain dalam waktu dekat.