Sentralinfo.com, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto mencetak sejarah dalam kunjungan resminya ke Kanada pekan ini. Untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, pemimpin Indonesia bertatap muka dengan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, di Ottawa. Pertemuan itu bukan sekadar seremoni diplomasi, melainkan menghasilkan sederet kesepakatan strategis bernilai besar.
Sorotan utama jatuh pada penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA). Kesepakatan ini membuka jalan bagi penghapusan lebih dari 90 persen tarif ekspor Indonesia ke Kanada, mulai dari produk tekstil, makanan, hingga komoditas strategis. Proyeksi Kementerian Perdagangan menyebut, nilai ekspor RI bisa melonjak hingga USD 11,8 miliar pada 2030, sekaligus mendongkrak investasi dan membuka ribuan lapangan kerja baru.
Tak hanya ekonomi, Prabowo juga membawa pulang nota kesepahaman pertahanan. Kanada sepakat memperluas kerja sama militer, termasuk pelatihan, dialog rutin, hingga peluang industri pertahanan bersama. Prabowo bahkan menegaskan niat untuk mengirim lebih banyak generasi muda Indonesia menimba ilmu pertahanan di negeri Maple Leaf.
Yang tak kalah menarik, dalam pernyataan bersama, kedua pemimpin menyinggung isu global. Indonesia dan Kanada sepakat mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina serta menyerukan penghentian kekerasan di Gaza. Kanada pun memberi dukungan terhadap target Indonesia mencapai net-zero emission pada 2060.
Kunjungan ini menandai babak baru hubungan Jakarta–Ottawa. Dari perdagangan, pertahanan, hingga isu kemanusiaan, Prabowo tampak ingin menunjukkan bahwa Indonesia bukan sekadar mitra dagang, tetapi juga pemain penting dalam percaturan global.(sumber update nusantara)